Kalau
hanya menyimak cerita, film ini hanya seperti fairy-tale, dongeng seribu satu
malam. Terlalu sederhana kalau film ini diceritakan melalui kata-kata. August
Rush lebih banyak bercerita melalui gambar, melalui gerakan, dan melalui musik,
daripada melalui kata-kata atau dialog antar para pemainnya. Namun minimnya
kata-kata, membuat dialog yang ada di film ini menjadi sangat bermakna dan
memiliki kekuatan untuk menjelaskan makna musik yang terdengar.
Dari film ini lebih bisa dipahami bahwa
musik yang terdiri dari nada-nada selalu ada di sekitar kita, sementara alat
musik hanya sekedar alat bantu untuk mengulangi nada-nada yang ada di alam,
sebuah simfoni kehidupan yang indah.
Seperti yang diungkapkan Evan “August Rush” Taylor di akhir film tersebut, “musik ada di sekitar kita, dan yang perlu kita lakukan hanyalah.. mendengarkan”.
Sambil diiringi cuplikan soundtrack music August Rush disini, masih terbayang indahnya film semalam, … August Rush, it’s just about music …
Seperti yang diungkapkan Evan “August Rush” Taylor di akhir film tersebut, “musik ada di sekitar kita, dan yang perlu kita lakukan hanyalah.. mendengarkan”.
Sambil diiringi cuplikan soundtrack music August Rush disini, masih terbayang indahnya film semalam, … August Rush, it’s just about music …
Semangat musik yang dibawa seorang bocah
berusia 12 tahun bisa mengubah hidupnya. Sebuah bukti bahwa seseorang bisa
melakukan apa saja apabila ia mempercayainya dengan sepenuh hati.
Cerita diawali dengan kilas balik 11
tahun lalu. Louis Connelly (Jonathan Rhys Meyers) bertemu Lyla Novacek (Keri
Russell) di atap sebuah gedung dekat taman Washington, New York.
Louis yang vokalis sebuah band sedang
merasa jenuh dengan aktivitasnya. Sedangkan Lyla, sorang pemain cello, tertekan
dengan segala tuntutan ayahnya, Thomas Novacek (William Sadler). Mereka saling
jatuh cinta pada pandangan pertama.
Namun Louis dan Lyla terpaksa berpisah
kota karena Lyla harus memenuhi kehendak ayahnya. Mereka berdua pun akhirnya
berhenti bermain musik, Louis kehilangan inspirasinya dan Lyla kehilangan
semangatnya.
Di samping itu, pertemuan singkat mereka
menyebabkan Lyla mengandung. Namun, Lyla harus kehilangan bayinya ketika
mengalami sebuah kecelakaan. Di masa kini, seorang yatim piatu bernama Evan
Taylor (Freddie Highmore) merasa ia mampu mendengar suara musik. Ini adalah
bakat yang benar-benar luar biasa. Suara-suara berbagai aktivitas sehari-hari
yang biasa kita dengar adalah musik bagi Evan.
Seperti anak yatim piatu pada umumnya,
Evan ingin menemukan kedua orang-tuanya. Tidak peduli apapun yang orang
katakan, Evan percaya orang tuanya ada di suatu tempat. Evan mengaku ia dapat
mendengar mereka. Ketakutan hendak diserahkan pada keluarga lain untuk diadopsi
dan keinginan untuk mencari kedua orangtua kandungnya, Evan memutuskan lari
dari panti asuhan. Hingga akhirnya ia tiba di New York.
Secara tidak sengaja ia terjebak dalam
perlindungan seorang pemusik jalanan nyentrik, Maxwell ‘Wizard’ Wallace (Robin
Williams). Awalnya Evan gembira sebab Wizard menjanjikan kesuksesan dan
memberinya nama julukan yang komersil, August Rush. Namun karena Wizard lebih
tertarik untuk menjual bakatnya, Evan pun kecewa dan melarikan diri.
Pelarian Evan kembali membawanya menuju
hal yang tak terduga. Ketika pelariannya sampai di sebuah gereja. Bakat Evan
kembali terlihat dan Pendeta James (Mykelti Williamson) memutuskan untuk
membawa Evan ke sekolah tinggi musik, Julliard.
Nasib Evan benar-benar berubah total
karena ia sangat mempercayai musik. Begitu pula dengan Loius dan Lyla yang
kembali menemukan kebahagiaan walaupun harus berselang sebelas tahun sebelum
mereka bertemu kembali. Film drama musikal ini menawarkan semangat baru. Pada
awal film mungkin terasa agak membosankan, namun penonton akan terpukau dengan
suguhan musik yang ear cathcy.
Tak heran film ini mendapat nominasi Oscar 2008 dalam kategori 'Lagu Tema Terbaik' untuk single berjudul Raise It Up. Film ini adalah debut studio pertama sutradara Kirsten Sheridan. Sebelumnya ia menyutradarai film-film independen yang kurang terkenal. Walaupun begitu, August Rush adalah sebuah film keluarga yang layak ditonton.
Tak heran film ini mendapat nominasi Oscar 2008 dalam kategori 'Lagu Tema Terbaik' untuk single berjudul Raise It Up. Film ini adalah debut studio pertama sutradara Kirsten Sheridan. Sebelumnya ia menyutradarai film-film independen yang kurang terkenal. Walaupun begitu, August Rush adalah sebuah film keluarga yang layak ditonton.
Pendidikan selalu penting bagi remaja yang masih belum mengerti jauh kedepan Sinopsis dan Jalan Cerita Film
ReplyDelete